RSS

Sifat Ibadu r-Rahman Keduabelas “ Memohon Kebaikan bagi Keluarga “

20 Des

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ…

“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah diri kalian dan keluarga kalian dari apai neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan…” (Q.S.At  Tahrim: 6)

Sifat Ibadurrahman yang keduabelas: Memohon kebaikan bagi istri dan keluarga

Kali ini kita akan membicarakan sifat Ibadurrahman yang terakhir, yaitu bahwa mereka memiliki perhatian yang besar terhadap keluarganya, anak-istrinya dan sanak keluarganya. Bahwa mereka selalu memohon kepada Allah agar diri mereka dan juga keluarga mereka selalu mendapatkan limpahan rahmat dan hidayah Allah dan dijadikan keluarga yang penuh dengan kedamain, keharmonisan, sakinah, mawaddah wa rahmah.

Allah SWT berfirman:

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“Dan orang-orang yang berkata: ‘Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.” (Q.S. Al Furqan: 74)

Yang membuat para Ibadurrahman dan orang-orang mukmin lainnya merasa senang dan tenang ialah jika mereka didampingi seorang istri yang sholehah, yang apabila mereka memandangnya hati mereka tenang, taat jika mereka menyuruhnya, menjaga kehormatannya sebagai seorang istri jika mereka tiada bersamanya, membantu mereka dalam  ketaatan kepada Allah, dan tidak berkata, “Mengapa engkau tidak seperti fulan yang mengumpulkan uang segudang?” Atau perkataan lain yang menghina dan menganggap remeh sang suami karena kemiskinannya dan memperlakukannya dengan cara yang tidak pantas untuk dilakukan oleh seorang istri.

Diriwayatkan bahwa ada seorang istri dari seorang Salafus-Shaleh menyampaikan pesan kepada suaminya yang hendak pergi mencari nafkah, seraya berkata, “Wahai Abu Fulan, janganlah engkau mencari nafkah dari yang diharamkan Allah, karena kami bisa  bersabar menahan lapar, namun kita tidak akan mampu menahan panasnya kobaran api neraka dan kemurkaan Allah.”

Istri yang sholehah yang menyenangkan di mata suaminya adalah merupakan unsur yang fundamental dari berbagai unsur kebahagiaan  dalam kehidupan ini.

Disebutkan pula dalam hadits yang lain, Rasulullah SAW bersabda: “Empat perkara, siapa yang diberi empat perkara ini, maka dia telah diberikan kebaikan di dunia dan akhirat, yaitu: hati yang bersyukur, lisan yang berzikir, badan yang sabar dalam menghadapi bala’ (ujian Allah) dan istri yang tidak menimbulkan kesukaran dalam dirinya dan hartanya.”(H.R. Ath Thabrani)

Diriwayatkan bahwa ada seorang wanita shalehah yang menginginkan pahala sebagaimana yang diperoleh para kaum mukmin yang shaleh di zaman Rasulullah SAW, karena mereka memiliki beberapa kelebihan untuk beramal, seperti shalat jum’at, berjihad fi sabilillah dan sebagainya. Karenanya wanita shalehah ini menanyakan kepada Rasulullah SAW apakah gerangan amal yang dapat mereka peroleh pahala darinya yang setara dengan apa yang didapatkan oleh para mukmin shaleh tersebut. Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahihnya  diriwayatkan bahwa Asma’ binti Yazid bin Assakan Al Anshariyyah (khalitbnya para wanita) datang kepada Nabi Muhammad SAW ketika beliau berada diantara para sahabatnya, Asma’ berkata, “Wahai Rasulullah, aku wakil para wanita yang datang kepada engkau. Allah mengutusmu dengan membawa kebenaran untuk laki-laki dan wanita seluruhnya. Maka kami beriman kepadamu dan mengikutimu. Kami, kaum wanita terkurung di bawah atap rumah kalian dan mengandung anak-anak kalian. Sementara kalian mendapatkan kelebihan di atas kami dengan (menunaikan) shalat jumat berjamaah, mengunjungi orang sakit, mengantar jenazah, dan menunaikan haji berkali-kali. Lebih dari itu adalah jihad fi sabilillah. Ketika kalian kalau keluar untuk haji atau umrah atau berjihad, kami menjaga harta kalian, menyulam baju kalian, dan mengasuh anak-anak kalian. Apakah kami menyertai kalian dalam pahala?”

Maka Nabi SAW menoleh kepada para sahabatnya dengan dengan menghadapkan seluruh wajah beliau, lalu berkata, “Pernahkah kalian mendengarkan pengaduan seorang wanita dalam urusan agamanya yang lebih baik dari pada pengaduan wanita ini?”. Para sahabat menjawab, “Kami tidak menduga bahwa seorang wanita bisa menyampaikan hal semacam ini.” Lalu Nabi SAW menoleh kepada wanita tersebut danberkata, “Ketahuilah wahai wanita, dan beritahukan kepada para wanita di belakangmu (selainmu), bahwa pergaulan yang baik dari wanita kepada suaminya dan usahanya untuk mendapat keridhaannya sepadan  (pahalanya) dengan semua itu (jihad fi sabilillah, dan sebagainya- red).

Istri dan anak keturunan menjadi penyenang hati, jika mereka merupakan orang-orang yang berbakti, mengetahui hak dan kewajiban. Dan yang terpenting adalah mereka taat kepada perintah Allah SWT.

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk golongan Ibadurrahman yang telah Engkau anugerahkan bagi mereka keluhuran akhlaq, yang senantiasa mendirikan shalat, yang sangat takut murka dan azab neraka-Mu, yang pandai mensyukuri nikmat yang telah Engkau karuniakan, yang memiliki kematangan tauhid, keimanan dan ketaqwaan, yang senantiasa menjauhi dosa dan kemaksiatan yang kecil apalagi yang besar, yang senantiasa mengaktifkan diri dalam bertafakkur dan berzikir dengan menyelami ayat-ayat-Mu, yang senantiasa memohon kebaikan bagi diri dan keluarganya, serta tak pernah alpa memohon ampunan dan taubat-Mu dengan taubatan nasuha, sehingga Engkau sifati mereka dengan menisbatkannya dengan nama-Mu. Merekalah Ibadurrahman. Ya Allah perkenankanlah do’a dan permohonan kami ini, amin ya rabbal ‘alamin.

Allahu A’lam bi as Shawab

 

Tinggalkan komentar